Gara-Gara Mama Tiri Jahat, Remi Jones Jadi Sering Dientot Papanya Sendiri

Gara-Gara Mama Tiri Jahat, Remi Jones Jadi Sering Dientot Papanya Sendiri, Remi Jones, gadis remaja yang sedang puber-pubernya, merasa hidupnya jungkir balik sejak papanya menikah lagi. Mama tiri barunya, alih-alih jadi sosok ibu yang penyayang, malah bikin Remi makan hati setiap hari. Mulai dari omongan pedas, larangan ini itu, sampai dibandingkan terus sama anak tetangga yang katanya lebih pintar dan cantik. Remi benar-benar nggak tahan.

Suatu malam, setelah bertengkar hebat dengan mama tirinya, Remi lari ke kamar papanya. Dengan berlinang air mata, dia mengadu semua perlakuan nggak adil yang diterimanya. “Papa, mama tiri jahat banget sama Remi! Remi nggak suka sama dia!” isaknya.

Papanya, yang tadinya lagi asyik ngocok di balik selimut, kaget bukan kepalang. Buru-buru dia menarik selimut, berusaha menutupi apa yang sedang terjadi. “Remi, papa kan udah bilang, coba sabar dan ngertiin mama tirimu. Dia juga butuh waktu buat adaptasi,” jawab papanya gugup.

“Tapi, Pa… Remi udah nggak tahan! Papa kok belain dia terus sih?” Remi merajuk, masih dengan air mata yang berderai. Matanya kemudian menangkap sesuatu yang aneh di balik selimut papanya. Selimut itu tampak menonjol nggak karuan.

“Papa lagi ngapain?” tanya Remi polos, tapi rasa penasarannya mulai bangkit.

Papanya salah tingkah. “Eh, itu… papa lagi… lagi olahraga tangan. Iya, olahraga biar nggak stress. Kamu kan tau sendiri, papa jarang ngentot sama mama tiri kamu.”

Mendengar pengakuan papanya, Remi semakin penasaran. Otaknya mulai membayangkan hal-hal yang aneh. “Emang papa ngapain aja kalau olahraga tangan?” godanya, sambil mendekat ke arah papanya.

Tanpa diduga, Remi meraih selimut dan menariknya ke bawah. Sontak, kontol papanya yang tegang langsung terpampang nyata di depan matanya. Remi terkejut, tapi juga terpesona. Ukurannya benar-benar di luar dugaannya.

“Papa!” seru Remi kaget, tapi matanya nggak bisa lepas dari pemandangan di depannya.

“Remi, jangan lihat! Ini nggak sopan!” Papanya berusaha menarik selimut kembali, tapi Remi menahannya.

“Papa kok nyimpen kontol sebesar ini? Mama tiri nggak suka ya?” tanya Remi polos, tapi nada bicaranya mulai menggoda.

Tanpa malu-malu, Remi meraih kontol papanya dan mulai memegangnya. “Wah, gede banget Pa!” komentarnya polos, sambil meremas-remas kontol papanya dengan gemas.

Papanya mendesah. “Remi, jangan gitu! Ini nggak boleh!”

Tapi Remi nggak peduli. Dia semakin berani memainkan kontol gede papanya. Dengan gerakan tangan yang semakin liar, Remi membuat papanya semakin tegang.

“Remi, berhenti! Papa bisa khilaf!” Papanya memperingatkan, tapi Remi malah semakin menjadi-jadi.

Dengan binalnya, Remi membuka mulutnya dan mulai menghisap kontol gede papanya. Dia menghisap kontol gede papanya kuat-kuat, membuat papanya mengerang kenikmatan. Remi menghisapnya dalam-dalam, sampai ke pangkalnya. Dia benar-benar menikmati sensasi yang baru pertama kali dirasakannya.

“Agh… Remi… jangan berhennti…” desah papanya nggak kuat.

Setelah puas menghisap kontol gede papanya, Remi beralih ke memek. Dia meraba-raba area kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang. Tanpa ragu, dia menuntun kontol gede papanya ke memek sempitnya.

“Remi, ini nggak boleh… Papa nggak mau nyakitin kamu…” ujar papanya lemah.

Tapi Remi sudah nggak bisa berpikir jernih. Dia hanya ingin merasakan sensasi yang lebih dahsyat. Dengan sedikit paksaan, dia memasukkan kontol gede papanya ke dalam memeknya yang sempit dan basah.

“Agh… Pa… enak banget…” desah Remi.

Papanya menggenjot Remi dengan penuh gairah, sementara Remi mendesah dan mengerang kenikmatan. Mereka mencoba berbagai macam gaya, dari misionaris sampai doggy style. Setiap gerakan membuat mereka semakin terangsang dan mendekati puncak kenikmatan.

Berkali-kali Remi mengalami orgasme yang hebat. Tubuhnya bergetar hebat setiap kali mencapai puncak kenikmatan. Sementara itu, papanya juga sudah nggak bisa menahan diri lagi. Dengan sekali hentakan terakhir, dia menyemburkan seluruh pejunya ke dalam memek sempit Remi.

Setelah puas bercinta, mereka berdua terbaring kelelahan di ranjang. Mereka saling berpelukan, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka rasakan.

Sejak malam itu, hubungan Remi dan papanya berubah drastis. Mereka menjadi semakin dekat dan saling membutuhkan. Remi nggak lagi peduli dengan mama tirinya yang jahat. Dia hanya ingin terus merasakan kenikmatan ngentot bersama papanya.